top of page

BERSERAH DIRI SEPENUHNYA



Matius 8:2 ‘’Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata:”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.’’


Pada waktu Tuhan Yesus selesai mengajar di atas bukit Ia pun turun dari sana dan seorang kusta datang kepada-Nya.


Orang ini membutuhkan kesembuhan dari penyakitnya. Ia sujud menyembah Tuhan Yesus dan memohon demikian: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”


Rupanya dia sudah tahu bahwa Tuhan Yesus sanggup melakukan mujizat dan dia sedang membutuhkan mujizat kesembuhan itu.


Perhatikan ketulusan hati orang kusta ini: “Tuhan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”


Ia sangat membutuhkan kesembuhan namun ia tidak memaksa Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya. Ia berserah kepada kehendak Tuhan Yesus; kalau Tuhan Yesus mau menolongnya, itu yang dia butuhkan, namun kalau tidakpun ia tidak keberatan.


Kita harus belajar dari si kusta ini. Seringkali kita memaksakan kehendak kita kepada Tuhan dalam doa. Kita berpikir bahwa permohonan kita harus dijawab karena berisi kebutuhan-kebutuhan kita.


Kita lupa bahwa yang berdaulat atas hidup kita adlah Tuhan. Terserah Tuhan, bukan karena kebutuhan kita tetapi karena Tuhan mau menolong kita.


Tuhan menjawab doa bukan berdasarkan kebutuhan kita tetapi berdasarkan kedaulatan-Nya yang mengetahui hal-hal terbaik bagi kita.


Jika kita datang kepada Tuhan Yesus dalam doa, sampaikanlah semua keluh kesah kita, tetapi berserahlah kepada kehendak-Nya.


Hendaknya kita katakan jadilah kehendak-Mu ya Tuhan. Orang kusta itu disembukan oleh Tuhan Yesus atas kehendak-Nya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Kehendak Tuhan Yesus yang jadi.


Comments


bottom of page