
Matius 6 : 11 "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."
Alkitab menyatakan bahwa Allah akan mencukupi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya. Karena sumber daya Allah tak terbatas, Dia mampu melakukan hal itu bagi setiap orang yang datang kepada-Nya dengan iman.
Jika demikian apakah itu berarti kita boleh berharap bahwa kita tidak akan pernah sakit, atau lapar, atau kekurangan?
Itulah yang diajarkan oleh beberapa pengkhotbah akhir-akhir ini.
Seorang pembicara dan penulis yang mempopulerkan teologia kemakmuran menulis: "Firman Tuhan menyatakan bahwa kekurangan dan kemiskinan tidaklah sejalan dengan kehendak Allah bagi orang yang menaati-Nya...karena Allah menghendaki kemakmuran."
Jadi menurut pengajaran itu, beberapa saksi iman yang diungkapkan dalam Ibrani 11 pasti tidak taat kepada Allah dan kehendak-Nya. Ayat 37 dan 38 mencatat bahwa "mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan, dan siksaan.... Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung."
Yang jelas, Allah senantiasa peduli terhadap kesejahteraan kita seutuhnya, namun Dia tahu saat yang terbaik untuk menahan atau mencurahkan berkat-Nya.
Yang menjadi perhatian utama-Nya adalah kesehatan rohani kita. Oleh sebab itu, kita harus mempercayai-Nya dan mengakui bahwa penderitaan kadangkala merupakan alat yang Allah pakai untuk meningkatkan kemakmuran rohani kita.
"Tiada pelajaran yang lebih baik dari pada penderitaan"