
Amsal 26:14 "Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya."
Tuhan memberikan berkat 'waktu' kepada semua manusia di dunia ini dalam porsi yang sama, tidak ada yang lebih banyak atau lebih sedikit, yaitu 24 jam dalam sehari atau 168 jam dalam seminggu. Masalahnya tidak semua orang bisa menghargai waktu dan menggunakannya sebaik mungkin.
Pada umumnya manusia membutuhkan waktu untuk tidur 8 jam/hari. Jadi kalau dihitung selama seminggu, waktu yang diperlukan manusia untuk tidur adalah 56 jam. Berarti waktu produktif manusia selama seminggu adalah 112 jam.
Coba renungkan: dari 112 jam tersebut, berapa jam waktu yang kita pergunakan untuk mengerjakan hal-hal penting dan berguna? Berapa jam waktu yang terbuang untuk melakukan hal-hal yang tak bermanfaat? Berapa jam waktu yang kita pergunakan atau sisihkan untuk mengerjakan perkara-perkara rohani: beribadah, bersaat teduh (doa dan baca Alkitab), melayani pekerjaan Tuhan, menabur kebaikan kepada sesama?
Setiap orang memiliki kebebasan untuk menggunakan waktu tersebut! Jadi pilihan hidup atau keputusana ada pada kita masing-masing: menjadi orang yang rajin atau malas, orang yang berhasil atau gagal.
Ingat! Tuhan memberikan kesempatan dan tanggung jawab kepada setiap kita sesuai dengan talenta masing-masing.
Baca tentang perumpamaan talenta! (Matius 25:14-30). Dari perumpamaan ini akhirnya didapati ada dua jenis hamba, yaitu hamba yang setia dan hamba yang malas.
Tuhan sangat menghargai orang-orang yang setia, yang giat bekerja untuk mengembangkan talentanya, tanda bahwa mereka sangat menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan baik.
Sebaliknya Tuhan mengecam keras hamba yang malas, yang membuang waktu percuma. Tuhan menyebut hamba malas ini sebagai hamba yang jahat!
Akibat kemalasannya dalam mengembangkan talentanya, selain talentanya diambil kembali, ia pun dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Kita masuk kategori hamba yang mana? Yang setia atau yang malas? Jika kita masih bermalas-malasan, segeralah berubah sebelum semuanya terlambat.
”Pergunakan waktu sebaik mungkin, jangan bermalas-malasan! Sebab kesempatan tidak datang dua kali!”