
Matius 5:44 ‘’Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu’’
Ada sebuah keluarga yang kehilangan anak gadisnya yang berusia 21 tahun karena diperkosa dan dibunuh. Mereka adalah keluarga Kristen yang mengasihi Tuhan.
Sama dengan manusia lainnya mereka mengalami rasa sakit dan kesedihan yang luar biasa atas peristiwa yang dialami oleh putrinya.
Namun mereka tidak pernah menyalahkan Tuhan atas peristiwa tersebut, mereka tetap mengasihi Allah dan mempercayai Allah.
Dua tahun setelah peristiwa tersebut mereka mengambil keputusan untuk memaafkan pembunuh itu. Ada banyak yang mendukung, namun tidak sedikit pula yang menghujat dan membenci keputusan mereka yang memaafkan sang pembunuh ini.
Ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya mereka tidak mengasihi putri mereka, ada yang mengatakan mereka mengambil keputusan yang salah dan sangat keterlaluan dengan memaafkan pemerkosa dan pembunuh itu.
Pengampunan akhirnya bukan menjadi sesuatu yang wajar dilakukan. Namun mereka yang mengenal Tuhan mengerti bahwa itu adalah perintah dan dalam melakukan perintah itu Allah memberikan kekuatan dan damai sejahtera untuk melakukannya.
Jadi, jika mereka mampu mengasihi orang yang memperkosa dan membunuh anak mereka, karena mereka mengerti dan tahu segala yang terjadi atas seizin dan ada dalam rencana Allah, maka pengampunan juga adalah hal yang wajar untuk dilakukan.
’’Mari kita memiliki pola pikir seperti keluarga di atas, saya yakin tidak mudah, tapi Tuhan yang akan memampukan kita untuk mengampuni orang-orang yang telah melukai dan menyakiti hati kita.’’