Shalom umat Tuhan..
21 November 2013 saya mengalami kecelakaan, kondisi Koma selama enam hari, setelah sadar sata diopname selama tiga minggu. Secara medis saya mengalami gangguan berbicara dan tubuh saya susah digerakkan. Saya diurus seperti anak kecil, semua hal dibantu dan hal ini saya alami hampir satu tahun. Saya marah sama Tuhan, “Kenapa ini terjadi padaku?” Tiba-tiba saya diingatkan, sampai kapan kamu terus menyalahkan Tuhan. Pembimbing rohani saya Bpk Hutasoit pernah berkata, “Tuhan tidak pernah mengijinkan pencobaan terjadi melebihi kekuatan kita.”
Maka saya berkata, “Tuhan melihat saya sanggup. “maka saya bangkit dan latihan jalan, jatuh-bangun berkali-kali, setiap kali latihan saya selalu berkata, “Engkaulah kekuatanku, oleh kuasa Tuhan saya pasti bisa.” Akhirnya dihari ketiga saya mampu berjalan keluar dari kamar sendiri, Puji Tuhan. Suami dan anakku terkejut dan bersorak: “SEMANGAT!!!”
Dengan kekuatan Tuhan yang ajaib, Desember 2014 saya bisa beribadah natal di GBI Abadi Jambi – Praise The Lord
November 2015, suami saya dr Edwin berangkat kerja seperti biasa dari rumah, jam 10 pagi dapat telpon bahwa suami saya sakit dan musti opname, tolong siapkan keperluan selama di RS. Didalam perjalanan ke RS hati saya digerakkan untuk menelpon ke suami saya, Hp nya di jawab sama perawat dan menyuruh saya cepat datang. Saya langsung berdoa, “Tuhan berkati suamiku.”
Sesampainya di ruangan Neurologi (kantor suami), perawat langsung merangkul saya, “Ibu yang kuat ya, bapak di ICU.”
Saya langsung berlari dan mendapati suami saya pendarahan hebat atas bawah, butuh tranfusi darah sembilan kantong segera mungkin. Puji Tuhan teman-teman dokter bantu, dalam empat jam tubuh suami saya menerima transfusi darah tersebut, namun dokter bilang kemungkinan selamatnya hanya 50%, kata dokter nama penyakitnya Ulkus Duodenum.
Saya menjerit dan berteriak di telinga suami, “Aku nggak bisa sendirian membesarkan anak kita, aku nggak bisa sendirian Tuhan.. tolong sembuhkanlah suamiku..”
Setiap hari saya berdoa di ruang ICU dan bernyanyi semua baik, apapun yang terjadi, di dalam hidupku tetapku berkata Tuhan itu baik..
Lima hari kemudian, suami saya membaik dan pindah keruangan perawatan, dirawat tujuh hari, semakin hari semakin sehat hingga dokter menyatakan suami saya sudah sembuh.
Kami pun memeriksakan kembali kondisi suami ke RS di Malaka, disana juga suami saya dinyatakan sembuh..
Haleluya.. Puji Tuhan
Terima kasih Tuhan dan terima kasih kepada semua teman-teman dokter dan perawat juga keluarga dan gereja buat dukungannya, sehingga kami bisa melewati masa-masa sulit ini.
Firman Tuhan berkata, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan maati adalah keuntungan.” (Filipi 1:21) selalu menjadi kekuatan kami dalam menjalani hari lepas hari.
Tuhan Yesus memberkati
Diceritakan oleh:
Ibu Emelia Friska Sihombing (Istri dr Edwin)
Comments