top of page

RASA AMAN YANG PALSU




Renungan HEBAT

📖 Yesaya 47


🕎

"Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: 'Tiada yang melihat aku!' Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: 'Tiada yang lain di sampingku!'" Yesaya 47:10


🕎

Manusia seringkali percaya bahkan membangun rasa aman yang palsu/semu. Rasa aman dengan mempunyai banyak uang, kekayaan, kekuasaan, orang lain yang dianggap kuat (beking), dan banyak lagi sehingga dengan sombong ia melakukan segala sesuatu tanpa rasa takut karena ia beranggapan apa yang ia lakukan pasti teratasi dengan apa yang ia percaya mampu memberi rasa aman itu.

Yesaya mengingatkan kepada orang Babel bahwa semua rasa aman itu hanyalah rasa aman yang semu.


Memang keadaan dunia saat ini benar-benar gawat darurat! Mengapa? Karena dunia dipenuhi dengan orang-orang yang sudah tidak lagi punya rasa takut akan Tuhan.

Buktinya? Banyak orang merasa aman-aman saja sekalipun telah hidup dan menikmati dosa. Sudah menipu sana-sini, melakukan korupsi, terlibat seks bebas, mengonsumsi narkoba, pornografi, berselingkuh, tetap saja tidak merasa bersalah, menyesal pun tidak.

Orang-orang yang berlaku demikian itu sama artinya telah meremehkan Tuhan, menganggap Tuhan tidak Mahatahu, atau bahkan menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada.


Jangan sesat!

Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7).

Setiap ketidaktaatan pasti mendatangkan akibat!


Alkitab sudah mencatat bagaimana keadaan manusia pada akhir zaman yaitu tidak lagi punya rasa takut akan Tuhan (2 Timotius 3:1-9). Setiap kali orang melakukan dosa, alasan klise selalu dikemukakan: maklum, manusia biasa yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan, jadi sah-sah saja bila orang melakukan dosa. Pola pikir yang demikian mengakibatkan hati nurani orang menjadi mati dan telinganya pun menjadi tebal terhadap teguran. Mereka tidak lagi peduli dengan akibat yang harus ditanggungnya alias bersikap masa bodoh. "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu," (Ibrani 2:1-3).


Orang percaya yang telah diselamatkan dan tahu akan kebenaran adalah wajib untuk hidup dalam kebenaran. Jika ada di antara orang percaya yang masih hidup dalam dosa tapi merasa diri aman-aman saja, jangan tunda-tunda waktu untuk segera bertobat! "Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu." (Ibrani 10:26).


🙏

DOA & KOMITMEN


Bapa Kami yang Maha Kudus. Mampukan kami hidup dalam takut akan Engkau ditengah arus duniawi yang berdosa ini. Mampukan kami menjadi saksiMu ditengah dunia Babel akhir zaman.

Amin.

🔥

bottom of page