1 Yohanes 4:18 “Di dalam kasih tidak ada ketakutan; kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.”
Rasa takut merupakan salah satu bentuk emosi. Rasa takut berbeda dengan kekuatiran, sekalipun dalam batas tertentu keduanya sulit untuk dibedakan.
Pada umumnya kekuatiran merupakan tindakan mental ketika pikiran berada dalam berbagai kesulitan. Rasa takut, di sisi lain, merupakan reaksi emosional terhadap bahaya yang ada di depan mata.
Rasa takut tidak selalu buruk. Allah memberikan kita rasa takut untuk alasan-alasan tertentu dan untuk alasan-alasan yang benar. Namun kejatuhan Adam di taman Eden, memberikan kita rasa takut dan itu disebabkan oleh alasan-alasan yang salah. Contohnya ada seorang laki-laki yang takut pada ketinggian, otaknya mengatakan bahwa ia akan mati jika ia memanjat pohon.
Rasa takutnya menjadi tidak rasional. Yang lain lagi ada yang takut pada tikus atau laba-laba, otaknya mengatakan dengan berbagai cara bahwa binatang-binatang itu akan melukainya. Lagi-lagi ini merupakan informasi yang salah.
Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut adalah dengan menggantikannya dengan emosi yang lebih kuat yaitu kasih. Kepercayaan yang utuh akan kasih-Nya akan menghilangkan rasa takut yang tidak seharusnya.
Ada banyak perasaan takut yang kita alami karena alasan-alasan yang tidak rasional. Untuk mengatasi rasa takut yang terjadi itu kita harus mengganti rasa takut itu dengan kasih.
Bukan sembarang kasih, tapi kasih Allah yang tanpa batas itulah yang akan membalut rasa takut kita menjadi sebuah keberanian. Ingatlah pada peristiwa yang terjadi di taman Getsemani, Ia tidak pernah merasa takut tidak pada tempatnya.
Ketika malam waktu Ia akan serahkan, Ia tidak merasa takut karena Ia percaya penuh kepada Allah secara utuh dan kasih-Nya kepada Bapa mengalahkan seluruh rasa takut-Nya.
KETIKA KITA MERASA TAKUT, INGATLAH KEPERCAYAAN DAN KASIH KITA KEPADA-NYA DAN INGATLAH JUGA KASIH-NYA KEPADA KITA. IA TIDAK AKAN PERNAH MEMBIARKAN KITA SENDIRIAN.
Comments