top of page

REALITAS HIDUP



Yesaya 1:5 “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”


Hidup ini merupakan sebuah realitas. Kita lahir di dunia ini juga merupakan realitas.


Meskipun kita tidak mengerti arti dan tujuan hidup kita di dunia ini, kita tidak dapat menghindari bahwa hidup adalah sebuah realitas yang harus dijalani.


Bagaimana seseorang memandang realitas hidupnya sangat tergantung dan ditentukan oleh bagaimana orang tersebut memandang realitas hidupnya.


Orang yang memandang realitas hidupnya terjadi karena kebetulan akan sangat berbeda dengan orang yang memandang realitas hidupnya terjadi karena ada yang merencanakannya.


Bagi yang pertama, akan cenderung menjalani hidupnya dengan mengikuti hasrat, emosi dan dorongan hatinya.


Menjalani hidup sebagai realitas untuk dinikmati sesuai dengan keinginan tanpa memikirkan pertanggungjawaban hidup dan mengabaikan adanya surga dan neraka.


Orang-orang yang demikian menganggap bahwa hidupnya sama dengan makhluk hidup yang lain, yang akan mati dan berakhir dan menuju suatu tempat yang sama.


Alkitab memaparkan bahwa mereka yang memandang hidupnya secara demikian, tidak ada maknanya, karena akan berakhir dengan kesia-siaan.


Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita juga memiliki pikiran yang sama, yang menganggap bahwa hidup ini terjadi hanya kebetulan.


Karena itu kita lebih cenderung menjalani hidup untuk memuaskan hasrat, emosi dan dorongan hati. Jika demikian berarti hidup adalah hidup yang sia-sia.


Karena itu, mari kita merubah cara hidup kita, kita mencari makna dan kehendak Tuhan, sehingga hidup kita tidak berakhir sia-sia.


”Ingatlah bahwa keberadaan kita di dunia ini bukan karena kebetulan namun Tuhan telah merencanakan-Nya sejak semula dan Tuhan memiliki tujuan ketika menciptakan kita.”



bottom of page