Lukas 18:1 “Mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.”
Mila, seorang asisten pembuat roti, merasa tak berdaya untuk membela diri ketika atasan menuduhnya telah mencuri roti kismis.
Tuduhan yang tidak berdasar, ditambah sanksi pemotongan gaji, hanyalah sebagian kecil dari perlakuan buruk yang sering dilakukan atasannya. “Tuhan, tolonglah aku,” Mila berdoa setiap hari. “Bekerja dengan atasanku sangatlah sulit, tetapi aku butuh pekerjaan ini.”
Yesus pernah bercerita tentang seorang janda yang juga merasa tidak berdaya dan “memohon agar ia dibela terhadap orang yang telah menjahati dia”
Ia berpaling kepada seorang hakim yang memiliki wewenang untuk menyelesaikan kasusnya. Meski tahu bahwa hakim tersebut tidak adil, janda itu tetap gigih datang dan memohon kepadanya.
Tanggapan akhir hakim itu sangat jauh berbeda dari respons Bapa Surgawi kita, yang senang memberikan kasih dan pertolongan-Nya dengan segera.
Jika ketekunan dapat menyebabkan seorang hakim yang lalim mau membela kasus seorang janda, betapa lebih lagi yang dapat dan akan dilakukan Allah, Hakim yang Mahaadil, bagi kita ?
Kita dapat mempercayai-Nya untuk “membenarkan orang-orang pilihan-Nya”, dan sikap kita yang bertekun dalam doa adalah salah satu cara untuk menunjukkan kepercayaan tersebut.
Kita bertekun karena kita beriman bahwa Allah akan menanggapi seruan dan situasi kita dengan hikmat-Nya yang sempurna.
Akhirnya, atasan Mila mengundurkan diri setelah karyawan lain ikut mengeluhkan perilakunya. Saat kita melangkah dalam ketaatan kepada Allah, marilah kita bertekun dalam doa.
Kita melakukannya karena tahu bahwa kuasa doa kita terletak pada Dia yang mendengar dan menolong kita.
”Kapan kamu pernah merasa tidak ingin lagi berdoa? Bagaimana kamu dapat merenungkan karakter Allah dalam doa-doa kamu?”
コメント