top of page

MEMIKIRKAN SUKACITA




Filipi 4:4 “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”


Dalam buku koleksi wawancara Bill Shapiro yang berjudul What We Keep (Apa yang Kita Simpan), setiap orang bercerita tentang satu benda yang mereka anggap sangat penting dan membawa kesenangan hingga orang itu tidak mau berpisah darinya.


Membaca hal tersebut membuat saya merenungkan apa benda milik saya yang sangat berarti dan membuat saya gembira.


Salah satunya adalah sebuah buku koleksi yang sudah lama yang berisi resep resep-resep tanaman herbal yang saya koleksi dari berbagai sumber .


Barang lainnya adalah cangkir kopi yang ada foto yang saya sukai. Orang lain mungkin menyimpan kenangan berharga pujian yang membesarkan hati, gelak tawa cucu, atau pencerahan yang mereka dapatkan dari Alkitab.


Namun, sering kali, apa yang kita simpan dalam hati justru hal-hal yang membuat kita sangat tidak bahagia.


Kekhawatiran memang tersembunyi, tetapi siap melanda kapan saja. Kemarahan tidak kelihatan di permukaan, tapi sewaktu-waktu siap meledak. Kebencian diam-diam merusak dan mengotori pikiran kita.


Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Rasul Paulus mengajarkan cara “berpikir” yang lebih positif. Ia mendorong jemaat agar senantiasa bersukacita, baik hati, dan membawa segala keinginan dalam doa kepada Allah.


Dorongan Paulus tentang apa yang sebaiknya kita pikirkan dapat menolong kita untuk melihat bahwa kita bisa mengenyahkan pikiran-pikiran buruk dan mengijinkan damai sejahtera Allah memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.


Pada saat pikiran kita dipenuhi dengan semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, penuh kebajikan, dan patut dipuji maka damai sejahtera-Nya akan memerintah dalam hati kita.


”Pikiran buruk apa saja yang terus mengisi pikiran dan hatimu? Satu cara apa yang bisa kamu terapkan agar pikiranmu terisi dengan hal-hal yang baik tiap hari?”

Comments


bottom of page